Superman Is Dead
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Superman Is Dead (disingkat
SID) adalah sebuah
grup musik dari
Bali, bermarkas di
Poppies Lane II - Kuta.
Grup musik ini beranggotakan tiga pemuda asal Bali, yaitu: Bobby Kool
sebagai gitaris dan vokalis, Eka Rock sebagi bassis, dan Jerinx sebagai
drummer.
Pada awal mula kemunculan, sekitar akhir tahun
1995, SID terpengaruh gaya musik dari band-band asing seperti
Green Day dan
NOFX. Di kemudian hari, inspirasi musikal SID bergeser ke
genre Punk 'n Roll à la grup musik
Supersuckers,
Living End dan
Social Distortion.
Penggemar Superman Is Dead disebut
Outsiders bagi yang laki-laki dan
Lady Rose bagi yang perempuan.
Sejarah
Superman Is Dead yang biasanya dipanggil SID terbentuk pada tahun
1995. Awal mula terbentuknya SID (Superman Is Dead) dimotori oleh
anggota band
heavy metal Thunder bernama Ari Astina sering dipanggil
Jerinx yang ingin membentuk band baru. Dan drummer band new wave punk Diamond Clash bernama Budi Sartika yang biasa dipanggil
Bobby Kool ingin menjadi gitaris dan vokalis.
Jerinx dan Bobby bertemu di
Kuta Bali.
Kedua orang itu kemudian sepakat untuk membentuk sebuah band. Pada saat
itu bergabung pula I Made Bawa yang lebih dikenal dengan nama lain
Lolot mengisi posisi pemain bass. Band mereka pada awalnya membawakan
lagu-lagu dari Green Day.
Tidak lama setelah band terbentuk Lolot keluar dari band dan
memutuskan untuk berkonsentrasi pada proyek band yang lain. kelak Lolot
akan lebih dikenal sebagai musisi lagu-lagu berbahasa Bali. Kekosongan
sesi bass akhirnya diisi oleh personel baru yang bernama Eka Arsana
panggilannya
Eka Rock.
Pada saat itu band belum bernama Superman Is Dead tetapi Superman Is
Silver Gun. Pada perkembangannya nama Superman Is Silver Gun dirasa
kurang cocok, selain merupakan comotan judul sebuah lagu dari kelompok
musik Stone Temple Pilots juga kurang memiliki makna. Bergantilah nama
band mereka menjadi Superman Is Dead atau disingkat SID. Superman Is
Dead mempunyai arti yaitu bahwa manusia yang sempurna hanyalah illusi
belaka dan imajinasi manusia yang tidak akan pernah ada.
Personil
Album
Kuta Rock City
Kuta Rock City dirilis secara resmi pada Maret 2003 dibawah label
Sony Music Indonesia. Dengan single-single andalannya yaitu Punk Hari
Ini dan Kuta Rock City yang kental dengan pengaruh Green Day dan
NOFX
langsung membuat nama SID disejajarkan dengan band-band rock.Selain
beberapa lagu baru, SID juga menambahkan beberapa lagu lama dari album
indie mereka tetapi dengan aransemen yang lebih baik dan baru. Album
perdana SID ini langsung melambungkan nama SID sebagai band pendatang
baru terbaik. Selain itu pula, ini merupakan langkah pertama SID di
mayor label yang menimbulkan beberapa kontroversi di kalangan punk.
The Hangover Decade
Album yang dirilis tahun 2005 ini merupakan penanda 10 tahun SID
berdiri. Di album keduanya SID masih mengambil jalur Punk seperti pada
album
Kuta Rock City,
Di Album ini SID kembali memasukkan beberapa lagu lamanya seperti Long
Way to The Bar, TV Brain, Bad bad bad, dan Beyond This Honesty.
Black Market Love
Album ketiga ini terkesan lebih dewasa
[rujukan?],
dengan lirik yang bercerita tentang kemarahan alam, keserakahan
manusia, keadaan sosial dan politik. Dengan memasukkan unsur-unsur alat
musik seperti akordion, trompet dan keyboards, seperti pada lagu Bukan
Pahlawan dan Menginjak Neraka. Album ini dirilis tahun 2006.
Angels and the Outsiders
Album keempat yang dirilis tahun 2009 pada mayor label ini
mengesankan bahwa semakin dewasanya SID. Masih seperti album sebelumnya,
SID tetap mengandalkan lirik sosial dan perlawanan terhadap
penindasaan. Album kali ini SID masih memainkan musik punkrock dengan
sentuhan rock n' roll. Album SID ini menuai keberhasilan. Salah satunya
adalah SID berhasil diundang ke
Warped Tour Festival di Amerika Serikat dan melaksanakan tour di beberapa kota di USA. Ini merupakan keberhasilan SID karena merupakan
satu-satunya band Indonesia dan band kedua di Asia yang dipanggil ke Warped Tour walaupun album mereka tidak dirilis di USA.
The Early Years, Blood, Sweat and Tears
Album khusus yang dirilis terbatas dalam bentuk bentuk vinyl atau piringan hitam versi
long play atau LP tahun 2012. Mereka memasukkan karya terbaik mereka dari tahun 1997 hingga tahun 2009
[1].
Sampul album The Early Years, Blood, Sweat and Tears menggambarkan
suasana Poppies Lane II - Kuta pada era 80an ketika wilayah tersebut
belum ada bangunan dan hanya ditumbuhi pohon kelapa dan rumput.
Diskografi
Sony-BMG Music Entertainment Indonesia
Rilisan Sendiri
Kompilasi
- 100% Attitude (1999)
- Artis: SID, Djihad, Commercial Suicide, dll
- No Place To Get Fun (2002)
- Artis: SID, Rocket Rockers, Respect, Naon, dll
- New Generation Calling (2003)
- Artis: SID, Rocket Rockers, Shaggy Dog, The Bahamas, dll
Video Klip
- 2002, "White Town” Album “Bad Bad Bad” Director by Outsider Film
- 2003, "Kuta Rock City” Album ”Kuta Rock City” Director by Rizal Mantovani
- 2003, "Punk Hari Ini” Album “Kuta Rock City” Director by Ridwan
- 2004, "Muka Tebal” Album ”The Hangover Decade” Director by Outsider Film
- 2004, "Rock ‘N Roll Band” Album “The Hangover Decade” Director by Outsider Film
- 2004, "Disposable Lies” Album “The Hangover Decade” Director by Umum Production
- 2006, "Bukan Pahlawan” Album “Black Market Love ”Director by Eric Est Movie
- 2006, "Black Market Love” Album “Black Market Love” Director by Bob Calabrito
- 2007, "Menginjak Neraka” Album “Black Market Love” Director by Eric Est. Movie
- 2007, "Lady Rose” Album “Black Market Love ”Director by Eric Est. Movie
- 2007, "Goodbye Whiskey” Album “Black Market Love” Director by Outsider Film
- 2008, Superman Is Dead Rock-A-Bali Australian Tour 2007, Produksi outSIDer Inc, Format DVD, For Promotional Stuff Not for Sale
- 2009, "Kuat Kita Bersinar " Album " Angels and The Outsiders" Director by Patrick Effendy
- 2009, "Jika Kami Bersama - Featuring Shaggy Dog" Album "Angels and The Outsiders" Director by Patrick Effendy
- 2009, "Saint Of My Life" Album "Angels and The Outsiders" ,A footage music video from SID American Tour 2009
- 2013, "Jadilah Legenda" Director by Eric Est. Movie
Award
- Superman Is Dead "Hot & Freaky People 2003” MTV Trax Magazine January 2003
- June 2003 Superman Is Dead “MTV Exclusive Artist of the Month”
- Double Platinum Sony Music for Kuta Rock City Album
- 2003, MTV Award “Most Favorite New Artist”
- 2003, AMI Award “The Best New Artist”
- 2004, SCTV Music Awards “The Most Famous Album Nominee, Pop Rock Category” for Kuta Rock City Album
- 2006, AMI Awards “The Best Rock Album Nominee” for Black Market Love Album
- 2006, “Superman Is Dead The Best Local Band” The Beat Awards.
- 20 the best Indonesian Album 2006 for The Black Market Love Album. Rolling Stones Magazine Januari 2007
- 150 the Best Indonesian Album for Kuta Rock City Album. Rolling Stones Magazine, Special Collectors’ Edition Desember 2007.
- 50 Hype Things in Indonesian Music Industrial 2008 for Superman Is Dead.
- Trax Music & Attitude Magazine Edition Januari 2008. "Sunset di Tanah Anarki", Hadiah SID untuk Penguasa
GARIS BESAR ALBUM SUNSET DI TANAH ANARKI
KOMPAS.COM/IRFAN MAULLANA
Superman Is Dead
JAKARTA, KOMPAS.com — Band punk rock asal Bali,
Superman is Dead (SID), resmi merilis album kelima mereka bersama label
rekaman Sony Music Indonesia yang berjudul "Sunset Di Tanah Anarki".
SID yang diawaki Jerinx alias I Gede Ari Astina (drum), Eka Rock (I
Made Eka Arsana/bas), dan Bobby Kool (I Made Putra Budi Sartika/vokal
dan gitar) menjadikan album yang berisi materi nasionalisme dan
perlawanan sebagai hadiah untuk para penguasa di Indonesia.
"Ibarat hadiah, album ini untuk penguasa, semoga saja bisa membuat mereka lebih bijak," kata Jerinx dalam media gathering
peluncuran album "Sunset Di Tanah Anarki", di kantor Sony Music
Indonesia, Jalan Johar, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2013) kemarin.
Pemilihan judul "Sunset di Tanah Anarki" diharapkan SID bisa menjadi sebuah pencerahan.
"Kami ingin jelaskan secara garis besar kenapa kami memilih judul Sunset di Tanah Anarki
dan ini sudah dipikirkan matang-matang. Sekarang di Indonesia banyak
yang salah paham soal anarki. Kenapa kami pilih itu karena kami pilih
kata 'sunset' karena Indonesia sangat Indah sangat kaya tapi di
Indonesia masih banyak penindasan," tutur Jerinx.
Sebagai single
pertamanya, album ini mengedepankan "Jadilah Legenda" bertempo kalem
yang berada di luar pakem musik SID. Meski begitu, Jerinx menjamin jika single ini sarat makna yang bernapas perjuangan.
"Dari
dulu saya banyak lagu bertempo tidak cepat, cuma belum ketemu waktu
yang tepat. Saya mikir SID sudah 18 tahun, saya enggak mau terlalu sibuk
mengejar genre, 'Kita ini band punk harus selalu kencang', itu semua
sudah kami lewati, kami buktikan. Kami masih band punk, kami lakukan itu
tanpa ditekan, attitude kami punk ketika kami melakukan itu tanpa dijajah," ulas Jerinx.
"Kalau kami bilang keduanya, memang single
'Jadilah Legenda' ini kalau orang dengar nasionalistis, karena
mengulang kata Indonesia dan saya mengibarkan bendera. Tapi kalau
disimak lagi ini lagu perlawanan. Nasionalisme ya, tapi kami belum puas
sama Indonesia, kami inginkan perubahan," lanjutnya.
Single
"Jadilah Legenda" merupakan lagu kemarahan yang dibalut dengan
kata-kata puitis dalam liriknya. "Memuisikan 'jari tengah' seperti
membungkus kemarahan dengan keindahan. Kalau cuma bisa memaki itu orang
memaknainya akan malas. Itu makanya kami memaknakan kemarahan dengan
indah itu dengan puisi, makanya banyak juga metafora perumpamaan," jelas
Jerinx.